Biodata Singkat Gus Mus KH. Ahmad Mustofa Bisri

KH. Ahmad Mustofa Bisri, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Mus, adalah salah satu tokoh ulama paling berpengaruh di Indonesia. Beliau bukan hanya seorang kiai, tetapi juga seorang sastrawan, pelukis, budayawan, dan pemikir Islam progresif yang dihormati lintas generasi. Keunikan Gus Mus terletak pada kemampuannya menjembatani dunia pesantren dengan dunia seni dan budaya secara harmonis.


Biodata Singkat KH. Ahmad Mustofa Bisri

  • Nama Lengkap: KH. Ahmad Mustofa Bisri

  • Nama Populer: Gus Mus

  • Tempat, Tanggal Lahir: Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1944

  • Ayah: KH. Bisri Musthofa (ulama dan mufasir terkenal, penulis tafsir al-Ibriz)

  • Pendidikan:

    • Sekolah Rakyat, Rembang

    • Pesantren Lirboyo, Kediri

    • Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta

    • Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang

    • Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir

  • Jabatan:

    • Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang

    • Rais Syuriyah PBNU (1994–2004)

    • Wakil Rais Aam PBNU (2010–2014)

    • Penjabat Rais Aam PBNU (2014–2015)

    • Anggota DPRD Jawa Tengah (1982–1992)

    • Anggota MPR RI (1992–1997)


Perjalanan Pendidikan dan Kiprah Keilmuan

Gus Mus tumbuh dalam lingkungan keluarga ulama. Ayahnya, KH. Bisri Musthofa, dikenal sebagai penulis tafsir al-Ibriz yang menggunakan huruf Arab Pegon. Sejak kecil, Gus Mus menunjukkan minat besar dalam ilmu agama dan seni. Setelah menempuh pendidikan di berbagai pesantren ternama di Indonesia, beliau melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Di sana, beliau bersahabat dekat dengan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan aktif dalam kegiatan seni dan budaya.


Karya dan Kontribusi di Dunia Sastra dan Seni

Gus Mus dikenal sebagai penyair yang produktif. Beberapa karya puisinya antara lain:

  • Ohoi, Kumpulan Puisi Balsem (1988)

  • Tadarus Antologi Puisi (1990)

  • Pahlawan dan Tikus (1993)

  • Rubaiyat Angin dan Rumput (1994)

  • Wekwekwek (1995)

Selain itu, beliau juga menulis prosa seperti Nyamuk yang Perkasa dan Awas Manusia (1990). Karya-karyanya sering dimuat di berbagai media nasional seperti Kompas, Tempo, dan Republika.

Sebagai pelukis, Gus Mus memiliki gaya yang unik dan sering mengangkat tema-tema sosial dan keagamaan. Salah satu lukisannya yang terkenal adalah “Berdzikir Bersama Inul”, yang merupakan respons terhadap kontroversi budaya pop pada masanya.


Kehidupan Pribadi dan Keluarga

Gus Mus menikah dengan Nyai Hj. Siti Fatma dan dikaruniai enam putri dan satu putra. Beberapa menantunya dikenal sebagai intelektual dan aktivis, seperti Ulil Abshar Abdalla. Dalam kehidupan sehari-hari, Gus Mus dikenal sederhana dan ramah. Rumahnya di Rembang selalu terbuka bagi siapa saja, mencerminkan sikap inklusif dan rendah hati.


Keunikan Gus Mus yang Tidak Dimiliki Gus Lainnya

Salah satu hal yang membedakan Gus Mus dari tokoh-tokoh “Gus” lainnya adalah kemampuannya dalam menggabungkan dunia pesantren dengan seni dan budaya secara harmonis. Beliau adalah satu-satunya penyair Indonesia yang menguasai sastra Arab secara mendalam, bukan hanya terjemahannya. Karya-karyanya bahkan dipajang di Universitas Hamburg, Jerman.

Selain itu, Gus Mus memiliki hobi memasak yang jarang dimiliki oleh ulama lain. Beliau sering memasak sendiri di rumah, dan masakannya disukai oleh keluarga dan sahabat-sahabatnya, termasuk Gus Dur.


Kesimpulan

KH. Ahmad Mustofa Bisri adalah sosok ulama yang multifaset. Beliau berhasil menjembatani dunia keagamaan dengan seni dan budaya, menjadikannya tokoh yang unik dan inspiratif. Kepribadiannya yang rendah hati, karya-karyanya yang mendalam, serta kontribusinya dalam dunia pendidikan dan kebudayaan menjadikan Gus Mus sebagai teladan bagi generasi muda Indonesia.