Di tengah gelombang dakwah di era digital, nama Gus Mukhlason Rosyid Mojokerto menjadi salah satu yang paling sering disebut. Dengan gaya penyampaiannya yang santai, lugas, dan seringkali diselingi humor, beliau berhasil merangkul jamaah dari berbagai kalangan, mulai dari santri, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Karisma dan popularitasnya yang terus menanjak membuat banyak orang penasaran: siapa sebenarnya sosok di balik ilmu dan kebijaksanaan beliau?
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Artikel ini akan menelusuri jejak pendidikan Gus Mukhlason Rosyid, mengungkap siapa saja guru-guru yang membimbingnya, dan bagaimana sanad keilmuan beliau tersambung pada ulama-ulama besar di Indonesia. Memahami latar belakang pendidikan seorang ulama adalah kunci untuk mengenal kedalaman ilmunya, sekaligus memvalidasi otoritasnya dalam berdakwah.
Garis Keturunan: Guru Pertama di Rumah
Sebelum menapaki jalan menuntut ilmu di pesantren, Gus Mukhlason Rosyid mendapatkan fondasi awal dari keluarga. Beliau adalah putra dari KH. Rasyid dan Ny. Hj. Fadhilah. Lingkungan keluarga yang kental dengan nilai-nilai agama menjadi “pesantren” pertama baginya. Dari kedua orang tuanya, beliau belajar tentang adab, akhlak, dan dasar-dasar ilmu agama yang kelak menjadi bekal utamanya. Latar belakang ini menjelaskan mengapa beliau memiliki karakter yang rendah hati dan penuh hormat. Silsilah keilmuan seorang ulama seringkali tidak hanya dimulai di pondok, tetapi juga di ruang keluarga.
Menapaki Jalan Santri: Mengembara untuk Ilmu
Perjalanan Gus Mukhlason Rosyid dalam menuntut ilmu tidaklah instan. Sebagai seorang santri, beliau mengabdikan masa muda untuk belajar di berbagai pondok pesantren terkemuka, terutama di Jawa Timur. Setiap pesantren menawarkan keunikan dan spesialisasi ilmunya masing-masing, dan beliau menimba ilmu dari berbagai sumber untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif.
Salah satu pesantren yang memiliki peran besar dalam membentuk keilmuan Gus Mukhlason adalah Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Ploso, Kediri. Pondok ini dikenal luas sebagai pusat kajian ilmu tasawuf dan tarekat. Di sinilah Gus Mukhlason Rosyid menimba ilmu dari para kyai sepuh yang memiliki kedalaman spiritual dan sanad yang kuat. Ilmu tasawuf yang beliau dapatkan dari Ploso sangat terlihat dalam setiap ceramahnya yang seringkali mengajak jamaah untuk merenung, membersihkan hati, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Kedalaman spiritual ini menjadi salah satu daya tarik utama dari dakwah beliau.
Selain itu, Gus Mukhlason juga menuntut ilmu di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan. Pondok yang satu ini terkenal dengan tradisi salafiyahnya yang ketat dan kajian ilmu fikih yang sangat mendalam. Di Sidogiri, beliau belajar bagaimana memahami hukum-hukum syariat secara rinci, dari mulai ibadah sehari-hari hingga muamalah. Penguasaan ilmu fikih ini membuat dakwah beliau tidak hanya menyentuh hati, tapi juga memiliki dasar hukum yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Perpaduan Syariat dan Hakikat: Keseimbangan yang Langka
Masyarakat awam seringkali membedakan ilmu agama menjadi dua kutub: syariat (ilmu lahir) dan hakikat (ilmu batin). Syariat berhubungan dengan aturan-aturan fikih yang tampak, sementara hakikat adalah esensi spiritual di baliknya. Seorang ulama yang mendalam adalah mereka yang mampu memadukan keduanya secara seimbang.
Gus Mukhlason Rosyid adalah salah satu contoh ulama yang memiliki perpaduan tersebut. Beliau mampu menjelaskan masalah-masalah fikih dengan gamblang (syariat), namun juga tidak pernah lupa untuk menyentuh hati dan mengajak jamaah merenungi makna terdalam dari setiap ibadah (hakikat). Kombinasi ilmu dari Pondok Ploso dan Sidogiri inilah yang membentuk keutuhan dan kekayaan ilmu beliau.
Mengenal Lebih Dekat Guru dan Sanad Ilmu Gus Mukhlason
Untuk menjawab kueri siapa guru Gus Mukhlason Rosyid
yang paling sering dicari, berikut adalah ulama-ulama yang memiliki pengaruh besar dalam hidup beliau:
- KH. Abdul Chamid (Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Ploso): Beliau adalah guru utama Gus Mukhlason dalam bidang tasawuf dan tarekat. Melalui bimbingan KH. Abdul Chamid, Gus Mukhlason mendapatkan sanad keilmuan yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan hingga ke pendiri tarekat.
- Para Ulama di Pondok Pesantren Sidogiri: Meskipun tidak disebutkan satu per satu, para ulama di Sidogiri secara kolektif memberikan Gus Mukhlason pemahaman yang kuat tentang ilmu fikih dan hadis.
Keterhubungan Ilmu Syariat dan Hakikat di Mojokerto dan Jawa Timur
Bagi masyarakat umum yang ingin mendalami ilmu agama secara seimbang seperti Gus Mukhlason, pertanyaan “kepada siapa harus bertanya” adalah hal yang lumrah. Di Mojokerto, Jawa Timur, bahkan di seluruh Indonesia, banyak ulama yang mewarisi ilmu syariat dan hakikat.
- Untuk Syariat: Carilah para ulama yang dikenal ahli dalam bidang fikih, ushul fikih, dan hadis. Biasanya, mereka adalah para pengasuh pondok pesantren salaf yang fokus pada kajian kitab kuning. Di Mojokerto, banyak pondok yang bisa menjadi rujukan.
- Untuk Hakikat: Carilah ulama-ulama yang menjadi Mursyid (guru pembimbing) dalam tarekat-tarekat mu’tabarah (tarekat yang diakui dan memiliki sanad valid). Mereka biasanya mengajarkan amalan-amalan dzikir dan membersihkan hati.
Penting untuk mencari guru yang memiliki sanad jelas dan reputasi baik. Gus Mukhlason sendiri adalah contoh nyata bahwa perpaduan kedua jenis ilmu ini sangatlah penting, sehingga ia menjadi ulama yang tidak hanya pandai berhujjah, tetapi juga menyejukkan hati.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Q: Apakah Gus Mukhlason Rosyid memiliki pondok pesantren sendiri? A: Ya, beliau adalah pengasuh Majelis Rotibul Haddad di Mojokerto. Majelis ini menjadi pusat kegiatan dakwah, dzikir, dan pengajian rutin yang selalu dihadiri ribuan jamaah.
Q: Apa bedanya “Gus Son” dengan “Gus Mukhlason”? A: “Gus Son” adalah panggilan akrab yang sering digunakan oleh para jamaah untuk menyebut beliau. Nama lengkap beliau adalah Mukhlason Rosyid, sehingga kedua nama tersebut merujuk pada sosok yang sama.
Q: Di mana Gus Mukhlason Rosyid menuntut ilmu? A: Beliau menuntut ilmu di beberapa pondok pesantren terkemuka, terutama di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Ploso, Kediri dan Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan.
Q: Apa itu sanad keilmuan? A: Sanad keilmuan adalah silsilah atau mata rantai guru dan murid yang tersambung secara valid, dari zaman sekarang hingga ke Rasulullah SAW. Sanad sangat penting untuk memastikan keaslian dan validitas ilmu yang diajarkan.
Q: Apa saja ciri khas dakwah Gus Mukhlason? A: Ciri khas beliau adalah gaya dakwah yang santai, penuh humor, namun tetap lugas dan mudah dipahami. Beliau sering mengaitkan ajaran agama dengan isu-isu sehari-hari sehingga lebih relevan bagi audiens.
Penutup
Setelah mengupas tuntas latar belakang keilmuan Gus Mukhlason Rosyid, menjadi jelas bahwa karisma dan kepiawaian beliau dalam berdakwah bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja. Semua itu adalah hasil dari perjuangan panjang menuntut ilmu dari guru-guru yang kompeten dan berdedikasi. Beliau adalah bukti bahwa ilmu yang didapatkan dari sanad yang kuat akan menghasilkan manfaat yang besar bagi umat.